Memang
beliau dikenal sebagai salah seorang terkaya di dunia. Namun, sekarang, namanya
justru semakin menjulang sebai inspirator karena ungkapan-ungkapannya dalam berbagai
forum, mulai dari insight perjuangan
hidupnya mencapai sukses hingga yang akhir-akhir ini banyak dikutip mengenai LQ
(love quotient). Kesuksessannya pun
menambah kredibilitas ajaran-ajarannya itu. Bila kita telaah riwayatnya,
ternyata Jack Ma pernah menjadi seorang guru. Dan, ia menjadi menjadi seorang
guru terinspirasi oleh gurunya.
Tokoh
sukses lain, yaitu Bill Gates juga merupakan sumber inspirasi banyak orang. Siapakah
yang tidak termotivasi mendengar pidatonya
ataupun membaca riwayat hidupnya? Ketika ditanya siapakah yang membentuk
dirinya sehingga menjadi pebisnis miliarder seperti sekarang ini, dengan
mantap, Bill Gates menjawab: guru –gurunya. Ia merasa beruntung memiliki
guru-guru yangmerupakan sumber inspirasinya. Bahkan, ada juga pustakawan di
perpustakaan sekolah, yang selain membuat ia menyukai pelajaran, juga
menantangnya untuk selalu mejadi yang terbaik dan berprestasi lebih. They
helped make me the person I am today. Demikian di ungkapkan co-founder
Microsoft itu.
Kita
lihat betapa penting peranan guru dalam membangun pribadi muridnya. Guru sebetulnya
memang tidak sekedar memberikan ilmu pengetahuan. Guru yang baik member keyakinan
pada muridnya bagaimana pendidikan memang relevan sebagai bekal hidupnya
menghadapi masa depan. Dalam benak Bill Gates, masih terngiang kata-kata
gurunya, “Anda bisa menjadi time traveller
dan mengembangkan diri anda pergi ke universitas ternama”. Sebuah kalimat sederhana yang terpatri dalam
benaknya dan menjadi sumber motivasinya.
Guru, Sipengubah Kehidupan
Ternyata
cerita mengenai jasa guru dalam pengembangan hidup individu tidak terbatas. Kesemuanya
menggambarkan hubungan yang erat antara guru dan muridnya. Banyak orang yang
menjadikan guru sebagai role modelnya.
Dan, idealnya, hubungan ini tidak
hanya membuahkan pengayaan akademis. Guru yang baik membangun koneksi dengan
muridnya, menjangkau mereka pada tingkat kedalaman yang berbeda-beda dan
mengupayakan kesejahteraan jiwa anak didiknya, baik didalam kelas maupun kehidupan
pribadinya di luar sekolah. Guru mengajarkan life skills kepada muridnya sesuai dengan tingkat kedewasaan dan
usianya.
Ini
bukan berarti bahwa setiap guru bertanggung jawab mengubah kehidupan murid
secara menyeluruh. Keluarga tetaplah memegang peranan utama. Namun, guru dapat
memberikan dorongan kecil untuk membuat muridnya melakukan lompatan prestasi. Namun,
ada juga murid yang perlu dibantu dalam penyesuaian diri di lingkungan rumahnya
sendiri, yang guru disini berfungsi sebagai teman bicara atau konselor.
Yang
jelas, ada tiga hal yang pasti merupakan kunci dari suksesnya seorang guru
dalam menginspirasi murid-muridnya. Pertama, pastinya adalah pendidikan. Guru yang
baik bisa menghadirkan kegiatan belajar yang fun, merangsang dan melibatkan emosi murid sehingga mereka semangat
untuk berprestasi. Ada murid yang sulit berkonsentrasi dan cenderung mengambil
jarak dari apa yang ia pelajari. Murid yang demikian membutuhkan perhatian
ekstra dari sang guru. Kelas seharusnya menjadi lingkungan yang menarik
sehingga murid merasa tertantang dan menjangkau motivasi mereka.
Yang
kedua adalah inspirasi. Teman saya senang dengan pelajaran sejarah. Guru sejarahnya
membuat pelajaran sejarah seperti cerita-cerita heroic, yang terkadang tidak
diakhiri dengan happy ending. Namun,
inilah yang membuat teman saya, sampai saat ini gemar membaca buku-buku
sejarah. Guru pada era sekarang malah bisa menginspirasi murid-muridnya
sekarang dengan berbagai kegiatan, seperti riset-riset kecil, eksperimen,
bacaan yang tidak ada batasnya samapai pada obrolan mengenai cita-cita sang
anak. Murid yang terinspirasi bisa memproduksi hal-hal yang mencengangkan. Hal yang
juga sering di ingat murid yang sukses adalah bagaimana minat dan kecintaan
mereka terhadap suatu bidang yang ia tekuni sampai sukses sering kali dibidangi
oleh gurunya.
Yang
terakhir adalah bimbingan. Kita sering menemui mahasiswa atau pelajar yang
memandang sekolah sebagai hukuman sampai hamper “drop out”. Gejala ini sebetulnya menunjukkan masa kritis, ketika
individu menentukan keputusan hidupnya. Disinilah peranan guru sangat
dibutuhkan untuk membimbing mereka mengubah hidup menjadi positif.
Penyebar Rasa Cinta
Seorang
guru bahasa mandarin yang saya kenal, sudah berusia 75 tahun dan masih mengajar
disekolah menengah karena keahlian dan kulitas pengajarannya yang benar-benar
bisa diancungi jempol. Hal yang tidak disadari semua orang adalah
pengabdiannya. Ia tidak akan absen, terkecuali benar-benar sakit sehingga tidak
bisa bergerak ke sekolah. Ia bahkan pernah harus berjalan kaki menyusuri rel
kereta ketika banjir besar dan tidak bisa menemukan kendaraan umum pulang
kerumah. Pengabdiannya ini membawa aura yang sangat kuat terhadap murid-muridnya
sehingga rumahnya senantiasa dipenuhi murid dan mantan murid ketika perayaan
hari-hari besar.
Hal
yang terpancar dari guru ini adalah rasa cinta. Cinta pada sekolah, cinta pada
kegiatan mengajar, cinta kepada murid-muridnya sehingga murid pun merasakan
kehangatan yang ada diantara mereka. Kita lihat, walaupun guru tidak meletakkan
dasar-dasar nilai kehidupan muridnya karena keluarga dan orangtualah yang
seharusnya bertanggung jawab, ia tetap bisa menambahkan nilai-nilai tertentu
untuk dianut anak muridnya. Mereka bisa diajak untuk memperjelas purpose of lifenya. Mereka pun bisa
ditulari kepedulian dan rasa cinta kepada sesama. “There is something a lot
greater than energy. There’s something a lot greater than entropy. What’s the
greatest thing? Love”.
Tidak
heran bila Jack Ma Foundation mengeluarkan dana sebesar 45 juta dollar As untuk
mengembangkan guru-guru dipelosok Negara selama 10 tahun mendatang. Selain olahragawan,
yang tampak sudah mendapat support
kuat dari negara kita, kita bisa berfokus pada pengembangan kualitas guru untuk
membangun sumber daya manusia di Indonesia. Marilah kita mengimbau pemerintah
untuk mengorganisasi pesta guru se-Asia.
Marilah
kita mendorong pemerintah untuk memberi hadiah Rp. 1 Miliar seorang untuk 30
guru terbaik. Marilah kita memviralkan tokoh-tokoh guru terbaik beserta
upayanya yang didorong oleh rasa pengabdian dan cintanya pada profesi dan
pendidikan. Kita perlu mereka.
Sumber : Kompas