09 September 2018

Semangat Guru

Beberapa waktu yang lalu kita terkesan oleh kunjungan Jack Ma ke Indonesia, mewakili China, tepatnya  Hangzhou, sebagai kota kelahirannya yang akan menjadi tempat penyelenggaraan Asian Games 4 tahun mendatang.

Memang beliau dikenal sebagai salah seorang terkaya di dunia. Namun, sekarang, namanya justru semakin menjulang sebai inspirator karena ungkapan-ungkapannya dalam berbagai forum, mulai dari insight perjuangan hidupnya mencapai sukses hingga yang akhir-akhir ini banyak dikutip mengenai LQ (love  quotient). Kesuksessannya pun menambah kredibilitas ajaran-ajarannya itu. Bila kita telaah riwayatnya, ternyata Jack Ma pernah menjadi seorang guru. Dan, ia menjadi menjadi seorang guru terinspirasi oleh gurunya.

Tokoh sukses lain, yaitu Bill Gates juga merupakan sumber inspirasi banyak orang. Siapakah yang tidak termotivasi mendengar pidatonya  ataupun membaca riwayat hidupnya? Ketika ditanya siapakah yang membentuk dirinya sehingga menjadi pebisnis miliarder seperti sekarang ini, dengan mantap, Bill Gates menjawab: guru –gurunya. Ia merasa beruntung memiliki guru-guru yangmerupakan sumber inspirasinya. Bahkan, ada juga pustakawan di perpustakaan sekolah, yang selain membuat ia menyukai pelajaran, juga menantangnya untuk selalu mejadi yang terbaik dan berprestasi lebih. They helped make me the person I am today. Demikian di ungkapkan co-founder Microsoft itu.

Kita lihat betapa penting peranan guru dalam membangun pribadi muridnya. Guru sebetulnya memang tidak sekedar memberikan ilmu pengetahuan. Guru yang baik member keyakinan pada muridnya bagaimana pendidikan memang relevan sebagai bekal hidupnya menghadapi masa depan. Dalam benak Bill Gates, masih terngiang kata-kata gurunya, “Anda bisa menjadi time traveller dan mengembangkan diri anda pergi ke universitas ternama”.  Sebuah kalimat sederhana yang terpatri dalam benaknya dan menjadi sumber motivasinya.

Guru, Sipengubah Kehidupan
Ternyata cerita mengenai jasa guru dalam pengembangan hidup individu tidak terbatas. Kesemuanya menggambarkan hubungan yang erat antara guru dan muridnya. Banyak orang yang menjadikan guru sebagai role modelnya. Dan, idealnya, hubungan ini tidak hanya membuahkan pengayaan akademis. Guru yang baik membangun koneksi dengan muridnya, menjangkau mereka pada tingkat kedalaman yang berbeda-beda dan mengupayakan kesejahteraan jiwa anak didiknya, baik didalam kelas maupun kehidupan pribadinya di luar sekolah. Guru mengajarkan life skills kepada muridnya sesuai dengan tingkat kedewasaan dan usianya.

Ini bukan berarti bahwa setiap guru bertanggung jawab mengubah kehidupan murid secara menyeluruh. Keluarga tetaplah memegang peranan utama. Namun, guru dapat memberikan dorongan kecil untuk membuat muridnya melakukan lompatan prestasi. Namun, ada juga murid yang perlu dibantu dalam penyesuaian diri di lingkungan rumahnya sendiri, yang guru disini berfungsi sebagai teman bicara atau konselor.

Yang jelas, ada tiga hal yang pasti merupakan kunci dari suksesnya seorang guru dalam menginspirasi murid-muridnya. Pertama, pastinya adalah pendidikan. Guru yang baik bisa menghadirkan kegiatan belajar yang fun, merangsang dan melibatkan emosi murid sehingga mereka semangat untuk berprestasi. Ada murid yang sulit berkonsentrasi dan cenderung mengambil jarak dari apa yang ia pelajari. Murid yang demikian membutuhkan perhatian ekstra dari sang guru. Kelas seharusnya menjadi lingkungan yang menarik sehingga murid merasa tertantang dan menjangkau motivasi mereka.

Yang kedua adalah inspirasi. Teman saya senang dengan pelajaran sejarah. Guru sejarahnya membuat pelajaran sejarah seperti cerita-cerita heroic, yang terkadang tidak diakhiri dengan happy ending. Namun, inilah yang membuat teman saya, sampai saat ini gemar membaca buku-buku sejarah. Guru pada era sekarang malah bisa menginspirasi murid-muridnya sekarang dengan berbagai kegiatan, seperti riset-riset kecil, eksperimen, bacaan yang tidak ada batasnya samapai pada obrolan mengenai cita-cita sang anak. Murid yang terinspirasi bisa memproduksi hal-hal yang mencengangkan. Hal yang juga sering di ingat murid yang sukses adalah bagaimana minat dan kecintaan mereka terhadap suatu bidang yang ia tekuni sampai sukses sering kali dibidangi oleh gurunya.

Yang terakhir adalah bimbingan. Kita sering menemui mahasiswa atau pelajar yang memandang sekolah sebagai hukuman sampai hamper “drop out”. Gejala ini sebetulnya menunjukkan masa kritis, ketika individu menentukan keputusan hidupnya. Disinilah peranan guru sangat dibutuhkan untuk membimbing mereka mengubah hidup menjadi positif.

Penyebar Rasa Cinta
Seorang guru bahasa mandarin yang saya kenal, sudah berusia 75 tahun dan masih mengajar disekolah menengah karena keahlian dan kulitas pengajarannya yang benar-benar bisa diancungi jempol. Hal yang tidak disadari semua orang adalah pengabdiannya. Ia tidak akan absen, terkecuali benar-benar sakit sehingga tidak bisa bergerak ke sekolah. Ia bahkan pernah harus berjalan kaki menyusuri rel kereta ketika banjir besar dan tidak bisa menemukan kendaraan umum pulang kerumah. Pengabdiannya ini membawa aura yang sangat kuat terhadap murid-muridnya sehingga rumahnya senantiasa dipenuhi murid dan mantan murid ketika perayaan hari-hari besar.

Hal yang terpancar dari guru ini adalah rasa cinta. Cinta pada sekolah, cinta pada kegiatan mengajar, cinta kepada murid-muridnya sehingga murid pun merasakan kehangatan yang ada diantara mereka. Kita lihat, walaupun guru tidak meletakkan dasar-dasar nilai kehidupan muridnya karena keluarga dan orangtualah yang seharusnya bertanggung jawab, ia tetap bisa menambahkan nilai-nilai tertentu untuk dianut anak muridnya. Mereka bisa diajak untuk memperjelas purpose of lifenya. Mereka pun bisa ditulari kepedulian dan rasa cinta kepada sesama. “There is something a lot greater than energy. There’s something a lot greater than entropy. What’s the greatest thing? Love”.

Tidak heran bila Jack Ma Foundation mengeluarkan dana sebesar 45 juta dollar As untuk mengembangkan guru-guru dipelosok Negara selama 10 tahun mendatang. Selain olahragawan, yang tampak sudah mendapat support kuat dari negara kita, kita bisa berfokus pada pengembangan kualitas guru untuk membangun sumber daya manusia di Indonesia. Marilah kita mengimbau pemerintah untuk mengorganisasi pesta guru se-Asia.

Marilah kita mendorong pemerintah untuk memberi hadiah Rp. 1 Miliar seorang untuk 30 guru terbaik. Marilah kita memviralkan tokoh-tokoh guru terbaik beserta upayanya yang didorong oleh rasa pengabdian dan cintanya pada profesi dan pendidikan. Kita perlu mereka.      


Sumber : Kompas