21 Mei 2018

Membangun Citra Diri Positif

Anda tentunya pernah mengalami kehilangan alat tulis pada saat-saat mendesak, atau kesulitan mencari berkas? Entah karena tertinggal di ruangan lain atau karena lupa meletakkan, itu tandanya bahwa tempat kerja anda tidak rapi. Kerapian sering kali menjadi masalah yang terjadi didalam dunia bisnis. Kita sering menjumpai beberapa barang atau berkas yang tidak tersusun rapi. Kebiasaan menyimpan tau mengumpulkan barang-barang tanpa mengetahui kapan akan digunakan akan menjadi sampah di area kerja kita. Penumpukan barang-barang ini akan membuat area kerja kita menjadi tidak ringkas. Kebiasaan seperti itu memerlukan ruang yang semakin luas untuk menampung barang-barang tersebut.

Selain masalah terkait dengan ruang, kebiasaan menyimpan barang yang tidak ringkas akan memperlambat proses kerja kita. Coba bayangkan jikalau secara mendadak anda memerlukan suatu dokumen dan anda tidak tahu dimana meletakkan dokumen tersebut. Anda pasti memerlukan waktu yang banyak untuk membongkar area kerja untuk mencari dokumen tersebut. Selain waktu terbuang, resiko lain yang mungkin terjadi adalah tercecernya dokumen-dokumen lain yang mungkin suatu saat anda akan butuhkan. Ketika anda membutuhkannya, pasti anda akan membuang waktu yang lebih banyak untuk mencarinya. Hal ini seperti mata rantai, semakin anda tidak teratur dalam menyimpan dokumen-dokumen, semakin kesulitan anda mencarinya, dan semakin banyak mengalami banyak waste dama proses kerja. Anda memerlukan kerapian.

Rapi sering kali dianggap sepele dan cenderung jarang dilakukan. Namun, hal yang sepele ini justru akan memberikan akibat yang fatal. Hilangnya dokumen, proses kerja yang tertundakerusakan suatu barang karena penyimpanan yang salah adalah akibat-akibat yang mungkin kita akan rasakan. Oleh karena itu, kita perlu memikirkan mengenai kerapian didalam konteks kerja kita.

Kerapian dapat dilakukan dengan mengatur barang-barang pada tempat yang telah disiapkan agar mudah diakses dan lebih efektif. Kita dapat memberikan label-label untuk memudahkan dalam mengakses dan meletakkan barang yang berat di bagian bawah serta yang ringan di bagian atas. Kita juga perlu membersihkan seluruh area kerja agar lebih resik. Mulailah dengan membersihkan dari bagian paling atas dan lanjutkan ke bagian bawah sampai semua area dibersihkan. Lalu, kita juga perlu melakukan penggantian untuk barang atau perlengkapan yang mungkin sudah tidak layak, seperti kabel, lantai kerja yang rusak, selang bocor, keran yang rusak dan sebagainya.

Kondisi area kerja yang sudah rapi dan resik harus terus dijaga konsistensinya, buatlah standar proseduruntuk dijadikan acuan oleh seluruh karyawan. Buatlah standar seperti warna label atau garis demarkasi di area kerja. Standar ini harus disahkan dan diletakkan pada area yang mudahdilihat oleh seluruh karyawan. Apabila kebiasaan sehari-hari ini dilakukan secara teratur dan disiplin, kita akan berubah baik dalam kebiasaan, sikap,  dan budaya baik untuk diri kita sendiri maupun terhadap tempat kita bekerja sehari-hari. Hal itulah yang akan membanguncitra diri yang postitif dan berdampak kepada perusahaan atau organisasi tempat kita bekerja. Hal ini sering kali dikenal sebagai metode 5R: Resik, Rapi, Ringkas, Rawat, Rajin.

Untuk membantu agar penerapan konsep dalam membangun citra diri positif yang telah dilakukan diatas dapat terus dijaga, maka kita bisa lakukan dengan beberapa cara diantaranya pengembangan kesadaran karyawan dalam membuat hal positif, melakukan pemeriksaan terhadap kelangsungan konsep tersebut, melakukan kompetisi penilaian antar bagian yang sudah melaksanakannya, melakukan kampanye berupa rambu, spanduk, banner, dan lainnya, atau melakukan kompetisi terhadap ide perbaikan yang telah dilakukan.

Membangun budaya dengan citra diri positif di perusahaan tidaklah semudah yang dibayangkan. Oleh karena itu, peranan level manajemen sangat memegang peranan penting untuk memberikan contoh dan menjadi panutan dalam membangun budaya citra diri positif di perusahaan. Aturan yang jelas dan pelaksanaan evaluasi yang terus menerus sangat diperlukan, bila diperlukan adanya aturan mengenai sanksi terhadap karyawan yang tidak melaksanakannya.

 
Sumber : Kompas