24 Oktober 2018

Lima Tanda Keuangan Sehat

Bulan Oktober hampir berakhir, bagaimana dengan kemajuan perencanaan keuangan anda? Apabila masih banya tujuan keuangan yang belum tercapai, ada baiknya saat ini mulai melakukan evaluasi atas kondisi kesehatan keuangan. Dalam perencanaan keuangan setidaknya ada beberapa tanda yang akan membantu mengenali kondisi kesehatan keuangan rumah tangga. Berikut ini ada lima tanda keuangan yang sehat.

Pertama, jumlah cicilan kredit perumahan atau apartemen. Secara umum, batasan maksimal yang masih ideal untuk membayar cicilan pinjaman perumahan adalah 25 persen dari penghasilan bersih yang diterima. Alokasi ini dihitung terhadap saldo pinjaman perumahan yang dimiliki. Cara menghitungnya adalahcicilan KPR atau KPA bulanan yang dibayarkan harus dijumlahkan, lalu dibagi dengan jumlah penghasilan sebulan. Waspada terhadap kondisi keuangan apabila jumlah cicilan pinjaman perumahan yang dibayarkan diatas 25 persen dari penghasilan.

Selain itu, waspada juga dengan saldo utang lain, seperti utang kartu kredit. Saran terbaik tentu saja tidak punya utang kartu kredit setiap bulan dengan cara membayar lunas tagihan saat jatuh tempo. Namun, apabila masih ada cicilan untuk membayar kartu kredit, jumlah ideal sebaiknya tidak melebihi 10 persen dari penghasilan bulanan.

Kedua, dana darurat di rekening terpisah dengan rekening penerima gaji. Secara umum, jumlah minimal dana darurat yang sebaiknya dimiliki setiap rumah tangga tiga kali dari pengeluaran rutin bulanan. Misalnya pengeluaran rutin rumah tangga diluar komitmen menabung adalah RP. 20 juta, maka saldo dana darurat yang wajib ada Rp. 60 juta.

Namun, kondisi rumah tangga juga ikut menentukan besaran dana darurat yang sebaiknya disiapkan. Faktor lain yang mempengaruhi adalah jumlah tanggungan, banyaknya aset yang digunakan (rumah dan kendaraan), serta kondisi kesehatan keluarga.

Ketiga, memiliki saldo dana pensiun yang memadai. Mempersiapkan dana hari tua adalah tanggung jawab setiap orang. Investasi untuk mempersiapkan dana pensiun, bukan sekedar menabung, sebaiknya dilakukan. Seseorang yang saat ini berusia 30 tahun dan berencana pensiun di usia 55 tahun, artinya masih punya waktu sekitar 25 tahun untuk mengumpulkan dana pensiun.

Apabila dia menabung Rp. 500.000 perbulan ditabung dengan suku bunga 3 persen pertahun, saldo dana pensiun yang akan terbentuk secara metematis adalah Rp. 223 juta. Sementara jika dia berinvestasi di reksa dana saham dengan potensi imbal hasil rata-rata 12 persen pertahun, saldo dana pensiun yang akan terbentuk secara metematis adalah Rp. 950 juta. Selisih yang berbeda sekali, bukan?

Keempat, aset investasi yang terdiversifikasi. Berapa banyak aset investasi yang dimiliki rumah tangga? Keuangan yang sehat sebaiknya memiliki aset yang tersebar dalam beberapa jenis kelas aset investasi. Misalnya jika seseorang yang berprofil moderat memiliki aset investasi sejumlah Rp. 100 juta, setidaknya dana sebanyak Rp. 25 juta ditempatkan di deposito dan Rp. 25 juta ditempatkan di instrumen beresiko sedang.

Kelima, memiliki proteksi atas jiwa, kesehatan, dan aset pribadi. Asuransi adalah produk keuangan yang bisa memberikan fungsi proteksi terhadap kondisi keuangan rumah tangga. Semua anggota keluarga sebaiknya memiliki asuransi kesehatan karena resiko sakit dapat menimpa setiap orang yang  akan berdampak pada kondisi keuangan rumah tangga.

Jika seseorang punya tanggungan seperti pasangan dan anak, asuransi jiwa murni wajib dimiliki yang memiliki tanggungan saja. Apabila ada aset lain, seperti rumah atau mobil, aset juga sebaiknya dilindungi dengan produk proteksi.

Kelima ciri diatas secara bersamaan akan mengidikasikan kondisi keuangan yang sehat. Artinya, punya dana darurat tanpa punya dana pensiun menunjukkan keuangan belum 100 persen sehat meskipun sakitnya juga tidak parah. Seseorang dapat menemukan kelima ciri tersebut apabila rajin melakukan evaluasi kesehatan keuangan atau apa yang dikenal istilah financial check-up.

Untuk mencapai tujuan yang diinginkan, setiap rumah tangga sebaiknya punya rencana keuangan. Untuk memulai sebuah rencana keuangan, selalu lakukan evaluasi atau financial check-up terlebih dahulu. Punya rencana keuangan tidak menjamin kehidupan rumah tangga pasti akan kaya raya. Namun, tanpa memulai keuangan yang sehat, hampir mustahil berbagai tujuan keuangan akan dapat terwujud. Live a beautiful life!


Sumber : Prita Hapsari Ghozie